Selasa, 02 September 2014

MyTrueStory (Episode9)


                Saat kebetulan bapak ada di rumah, ketakutan yang aku rasakan berkali-kali lipat. Bapak pernah dipukul oleh orang-orang jahat. Tapi mereka malah berkata bapakkulah yang jahat. Aku tidak mengerti kenapa masa kecilku seperti ini. Ibu selalu menyuruhku untuk menjadi anak yang kuat menghadapi kondisi ini.
                Bapak pernah pulang dengan kondisi giginya rontok dan mukanya lebam. Saat itu aku bertanya kenapa, kata ibu bapak hanya kecelakaan. Baru kusadari sekarang, itu bukan kecelakaan, tapi beliau dipukuli orang….
                Ada masa di mana ibu sudah mulai takut dengan itu semua. Sehari-hari aku dikurung di dalam rumah. Walau aku, ibu, dan kakak ada di dalam rumah, tetapi semua pintu rumahku digembok dari luar. Aku dan kakak tidak boleh membuat suara-suara berisik. Kami benar-benar tutup mulut. Dapur di rumah kami terletak di bagian depan rumah. Tiap kali kami ingin minum, kami harus mengendap-endap agar tidak ada bayangan yang terlihat.
                Bersambung eps 10….

MyTrueStory (Episode8)


                Suatu ketika, aku dengar kabar bapak mendapatkan pekerjaan baru. Aku pun senang walau aku tak mengerti. Namun semuanya berubah ketika kebenaran terungkap.
                Setiap hari ada saja tamu yang datang ke rumahku. Yang menemui tamu-tamu itu adalah ibu. Yang aku ingat, mereka membentak-bentak ibu dengan kasarnya. Aku dan kakak hanya dapat bersembunyi di dalam kamar. Sementara saat itu bapak tidak ada.
                Tak jarang tamu-tamu yang kasar itu malah masuk ke seluruh isi ruangan. Membuka satu per satu pintu. Menjelajah kolong-kolong bahkan isi lemari. Mereka mencari keberadaan bapak.
                Aku ingat. Bapak pernah melompat pagar belakang. Kabur saat ada tamu yang datang. Sementara ibu dengan mental bajanya menghadapi mereka….
                Bersambung episode 9

MyTrueStory (Episode7)

Waktu itu bapak belum mempunyai pekerjaan yang tetap. Yang aku ingat bapak pergi pagi-pagi dan pulang malam-malam. Malah terkadang bapak berangkat malam.
            Bapak pasti menawarkan aku. “Meli mau titip apa sama bapak?” Mungkin waktu itu masih terlampau polos. Aku menjawab Yupi dan Taro. Dan aku memberi embel-embel “Yang banyak ya pak!”
            Selepasnya bapak pergi, aku dimarahi ibu. Seharusnya tidak meminta ini itu kepada bapak. Ibu takut bapak mendapatkannya dengan tidak halal. Saat itu aku pun belum begitu mengerti apa maksud ibu.
Bersambung….

MyTrueStory (Episode6)


                 Saat aku belum bersekolah, ibuku bekerja seadanya. Ibu pernah menjadi pembatik. Setahuku, ibu tidak memiliki kemampuan membatik, tapi demi menopang ekonomi keluarga, ibu mencoba sebisanya. Untuk membuat sebuah kain batik, perlu waktu yang lama. Membeli bahan-bahannya pun tidak dekat dari rumah. Sedangakan ibu sendiri sangat jalan mendapat pesanan.
                Aku ingat, dulu aku membonceng sepeda butut dengan ibu untuk membeli malam untuk membatik. Canda dan tawaku bersama ibu renyah di tengah perjalanan.
                Lalu kami membuat kain batik bersama-sama. Aku ikut membantu mengukur kain putihnya, tetapi tidak ikut menggambar. Aku hanya duduk di samping ibu. Aku melihat betapa tulusnya ibu untuk membantu bapak. Aku sayang ibu…………..
                Bersambung…..