Sabtu, 30 Agustus 2014

MyTrueStory (Episode5)



Aku ingat kejadian ini. Saat di Jakarta, kami berada di rumah susun yang padat penghuninya. Di tengah malam aku dan ibu sedang bersiap untuk tidur, sedangkan bapak belum pulang. Namun tiba-tiba terdengar suara orang lari ketakutan, ibu pun panik dan segera mengajakku keluar.
Terjadi tragedi kebarakan akibat saluran listrik. Kamar kami ikut terbakar, setahuku saat itu ada beberapa dokumen bapak yang ikut terbakar di sana. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak baik, kami benar-benar bingung atas kejadian ini.
Saat bapak pulang menemui kami, bapak segera mengambil keputusan  untuk segera pindah dari sana. Kami pun tinggal di sebuah hotel. Dalam ingatanku, hotel itu cukup bagus. Aku ingat betul, aku menonton TV dengan film “Bidadariku.” Aku sangat senang di sana, lebih nyaman dibandingkan rumah susun.
Namun ternyata, setelah 2 hari menginap, di tengah malam aku digendong oleh ibu. Orang tuaku berkemas. Kami berjalan mengendap-endap keluar dari hotel. Ibu menyuruhku untuk diam. Baru kusadari setelah aku dewasa. Saat itu, kami kabur, karena tidak mampu membayar biaya hotel yang mahal. Bersambung....

MyTrueStory (Episode4)



Saat aku berusia sekitar 3-4 tahun, keluarga kami merantau ke Jakarta. Kakakku tidak ikut, ia tinggal bersama kerabat di Tegal. Aku, ibu, dan bapak pergi untuk mencari kehidupan yang lebih baik lagi di sana. Kata bapak, beliau sudah mendapatkan pekerjaan di sana dan sudah menyewa rumah kontrakan.
Namun sesampainya di sana, kami bertiga hanya menjadi orang kampung yang benar-benar bingung di ibu kota. Ternyata bapak baru berniat untuk mencari kerja, bukan sudah mendapat kerja. Kemudian kami tinggal sementara di rumah susun.
Akhirnya, selagi bapak mencari pekerjaan, ibu pun menjadi buruh di warteg. Kata ibu, aku hanya duduk di sampingnya, melihatnya bekerja dan aku tidak menangis. Mungkin saat itu aku sudah mulai mengerti bagaimana sulitnya kedua orang tuaku untuk bertahan hidup. Bersambung....

MyTrueStory (Episode3)



Ini terjadi saat aku belum dilahirkan di dunia ini. Ibuku berjalan sembari menggendong kakakku yang berusia sekitar 3 tahun. Ibu sedang mencari motor Vespa warisan dari kakekku. Bapak bilang motornya sedang diperbaiki di sebuah bengkel di tengah kota.
Ibuku memang selalu hebat dan kuat langkah kakinya. Dia pergi ke kota dengan angkutan umum hanya berdua dengan kakakku. Dan sesampainya di bengkel yang disebutkan bapak, terlihat motor Vespa itu yang terpajang dengan gagahnya.
Dengan yakin ia hendak membawa pulang motornya. Namun tiba-tiba sang pemilik bengkel marah. Menurutnya motor itu telah dijual oleh bapak dan telah lunas pembayarannya. Ibu menangis di sana. Jauh-jauh pergi ke kota namun hanya mendapat kekecewaan. Kakakku yang belum tahu apa-apa, hanya dapat ikut menangis, disaksikan beberapa pasang mata di keramaian. Bersambung....

MyTrueStory (Episode2)



Waktu itu aku berusia beberapa bulan, aku tidak tahu tepatnya. Yang jelas saat itu kakakku berusia 7 tahun, dan aku masih dalam gendongan ibu. Kami rutin mengunjungi bapak yang ada di balik jeruji besi. Ibu selalu memasakkan makanan rumah untuk bapak, agar beliau tidak bosan dengan makanan di sana.
Untuk menuju ke kantor polisi, kami harus menempuh puluhan kilometer menggunakan angkutan umum. Tak bisa dibayangkan, ibu harus menggendong bayi, lalu menggandeng tangan yang satunya lagi, serta membawa rantang dan satu tas baju-baju bapak. Bersambung....

MyTrueStory (Episode1)



Namaku Meli. Aku lahir di salah satu desa di penghujung timur Tegal, Jawa Tengah pada 1998. Saat itu semua orang terburu-buru membawa ibu yang akan melahirkanku. Dan kau tahu? Tidak ada sosok bapak yang mendampingi beliau. Ibu hanya bersama tetangga-tetangganya yang baik hati menolongnya.
Saat itu keluarga kami tengah jauh dari kerabat yang lain. Ibu tinggal dengan kakak laki-lakiku dan aku yang masih dalam kandungannya. Dalam masa itu, bapak tengah mendekam di balik jeruji besi karena kegagalan bisnisnya. Bapak mengambil beberapa ton beras, namun gagal mendapatkan untung, malah rugi sehingga ia dituntut dan harus menanggungnya.
Akhirnya, lahirlah aku, yang konon kehadirannya memang tidak direncanakan. Selamat datang aku, dan aku telah siap memulai kisahku. Bersambung....