Saat aku
berusia sekitar 3-4 tahun, keluarga kami merantau ke Jakarta. Kakakku tidak
ikut, ia tinggal bersama kerabat di Tegal. Aku, ibu, dan bapak pergi untuk
mencari kehidupan yang lebih baik lagi di sana. Kata bapak, beliau sudah
mendapatkan pekerjaan di sana dan sudah menyewa rumah kontrakan.
Namun
sesampainya di sana, kami bertiga hanya menjadi orang kampung yang benar-benar
bingung di ibu kota. Ternyata bapak baru berniat untuk mencari kerja, bukan
sudah mendapat kerja. Kemudian kami tinggal sementara di rumah susun.
Akhirnya, selagi
bapak mencari pekerjaan, ibu pun menjadi buruh di warteg. Kata ibu, aku hanya duduk
di sampingnya, melihatnya bekerja dan aku tidak menangis. Mungkin saat itu aku
sudah mulai mengerti bagaimana sulitnya kedua orang tuaku untuk bertahan hidup.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar